Edit Content

Hubungi kami

Kantor Pusat

Jalan Domba No.12 Makassar

Email:

alfatihsit@gmail.com

Telepon

085299659611

Sejenak kembali ke awal tahun 2017, saya seorang pria yang sudah menginjak usia 34 tahun, usia dimana kematangan pola pikirnya dihadapkan kepada suatu pilihan yang tentu saja akan merubah nasib dan karir saya kedepan

Bagikan Artikel Ini

Berbeda dari apa yang dtuliskan oleh Stephen R.Covey dalam teorinya “start from the end”yang disajika di dalam bukunya yang berjudul Seven Habits Of Highly Effective People. pada kesempatan ini saya hendak menuangkan sebuah kisah yang dimulai dari nol. Dalam filosofi barat kita sering mendengarnya dengan istilah from zero to hero yang cukup selaras juga dengan istilah from nothing to something. Yah, sebuh kisah dimana saya memulai sebuah niat di Yayasan Muhammad Al Fatih dari titik nol.


Sejenak kembali ke awal tahun 2017, saya seorang pria yang sudah menginjak usia 34 tahun, usia dimana kematangan pola pikirnya dihadapkan kepada suatu pilihan yang tentu saja akan merubah nasib dan karir saya kedepan. Tidak hanya bagi pribadi saya, akan tetapi pada saat itu saya juga harus membawa istri, anak anak dan keluarga lainnya yang menjadi tanggungan saya kedalam pilihan yang akan saya ambil. Pilihan itu lebih sederhana daripada soal pilihan ganda yang jumlah pilihannya ada 3 karena saya hanya memilki 2 pilihan tapi lebih rumit dari menjawab soal HOTS (High Order Thinking Skill) karena pilihan akan membawa resikonya masing – masing.

Lalu, apa pilihan itu?, pilihan pertama adalah tetap melanjutkan di sekolah yang sudah ada dan lengkap dengan wujudnya. Sekolah yang sudah memiliki nama tidak hanya di Sulawesi Selatan pada umumnya dan di Makassar pada khususnya akan tetapi sudah memiliki nama di Indonesia. Jelas jumlah siswanya yang mencapai ratusan orang. Berbicara masalah pengalaman dan kiprahnya juga sudah tidak diragukan, apalagi berbicara masalah lokasi bahkan kesejahteraan bagi gurunya sudah jelas dan terang seterang melihat seekor gajah di sing hari. Sebuah sekolah yang semua jenjangnya sudah lengkap dari mulai TK hingga SMA, jika mengambil ibarat, seperti sudah disediakan sajian makanan dimana apa yang pelu saya lakukan adalah tinggal makan saja tanpa perlu lagi khawatir kehabisan.

Pilihan kedua adalah berbanding terbalik dengan pilihan yang pertama tadi. Gedung belum ada, siswa belum didapatkan, nama sekolah masih dalam rancangan apalagi jika berbicara masalah urusan perut, sangat jauh panggang dari api. Perumpamaan bagi pilihan kedua ini adalah menunggu kelahiran seorang bayi yang bayinya sendiri masih berupa embrio. Kalaupun lahir bisa jadi bayi prematur, kesempurnaan bagi pilihan kedua ini masih ada di dalam imajinasi, sulit menuangkannya kedalam kenyataan.





Secara logika bagi yang nalarnya berfungsi dengan baik, pasti akan memilih pilihan pertama, namun bagi saya, jika dihadapkan kepada perjuangan yang dilandasi oleh rasa cinta, penghormatan akan sebuah komitement dan tujuan dengan orientasi ukhrawi yang melebihi dunia ini, logika yang menggunakan kalkulator dunia sejenak disampingkan dulu, diganti dengan kalkulator akhirat dimana Allah tidak pernah menyia nyiakan amalan, perbuatan dan usaha dari hambanya yang senantiasa berjuang di jalannya. Bukankah di dalam kisah perang parit, ketika rasul Allah sedang membelah batu batu nya dengan palu terucap kata yang menurut logika manusia sangat mustahil untuk direalisasikan. “Akan ditaklukkan kota Roma” ucap beliau sembari kembali memukulkan palu yang ada di tangannya ke bebatuan yang ada di hadapannya.

Mengapa nalar dan logika sulit mempercayai apa yang rasulullah katakan? Karena pada saat itu kalimat keyakinan tersebut diucacpkan dari tempat yang peradabannya tidak pernah menjadi perhatian serius dari bangsa bangsa lain. Tempat dengan kondisi gersang, panas dan jauh dari sumber kehidupan, sebuah tempat dimana sebagian orang menyerah untuk melanjutkan perjuangan memenangkan agama Islam, sementara itu, kota Roma yang ingin ditaklukkan di belahan buni Eropa adalah kota yang pada masa merupakan kota terindah, termakmur, terbesar sekaligus terbaik dalam hal militer dan pertahanan. Namun sejarah telah mencatat dalam sebuah tinta emas, beberapa tahun kemudian, Konstantinopel yang merupakan ibu kota dari kekaisaran Romawi Timur bersama dengan gereja terindahnya yang bernama Aya Sofya berhasil ditaklukkan dari tangan seorang pemuda yang usianya masih sangat belia, dialah sosok yang dikenal dengan nama Muhammad Al Fatih.

Lanjut cerita, saya menjatuhkan pilihan kepada pilahan yang kedua, meninggakan pilihan pertama dan sama sama memulai masa perjuangan dari nol di sebuah tempat, sebuah lembaga di bidang pendidikan yang diberi nama SIT Al Fatih. Dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim saya bersama dengan teman teman lain yang memilih jalan yang sama sebagai generasi awal mulai bergandengan tangan menebas semak semak keraguan, menyingkirkan duri duri godaan dan membersihkan debu debu kemalasan demi sebuah nama Al Fatih Makassar.

Proses perpindahan dari sekolah yang lama ke sekolah yang baru juga secara tidak langsung mengikuti proses hijrah yang dilakukan rasulullah SAW di tahun ke-13 masa kenabian yang bertepatan dengan 2 Juli tahun 622 M. Sebagaimana kita ketahui bahwa para sahabat melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah tidak bersamaan akan tetapi berbeda beda waktunya sesuai dengan kondisi politik pada saat itu, ada sahabat yang lebih dulu berangkat, ada yang bersamaan dengan nabi dan ada yang menyusul setelah nabi. Hal serupa juga saya rasakan bersama dengan teman teman yang memiliki komitment yang sama saat itu, sebagian dari kami ada yang mendahului dan secara terbuka memulai melakukan pencarian gedung, lokasi dan sebagainya. Saya sendiri resmi bergabung setelah calon gedung itu di dapatkan dan inilah puncak dari perpindahan kami semua.

Harus diakui bahwa perpindahan ini bukanlah sebuah keputusan yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Sebagian dari kami teruji oleh waktu loyalitas dan keyakinannya. Betapa tidak, beberapa dari kami ada yang mengundurkan diri dari tim dan bergabung kembali dengan sekolah lama yang mereka tinggalkan. Sebagian dari kami juga mendapatkan tawaran di tempat lain yang lebih menjanjikan. Bahkan ada bebrapa yang karena alasan tertentu memilih untuk tidak lanjut setelah berjalannya program pendidikan SIT Al Fatih. Sisanya hingga sekarang di tahun 2022 ini bisa dihitung dengan jari. Bagi saya jika dalam perjalanan ini terdapat luka, maka bagi mereka yang bertahan itu adalah karena cinta.

Masa yang dialami sekarang, ketika pemerintah menetapkan semua sekolah yang berada di SIT Al Fatih sebagai sekolah penggerak adalah parfum harum diatas rasa “luka” yang saya dan teman teman lainnya sudah alami, rasa pilu itu berupa pengusiran dari lahan parkir tempat kami menebar brosur, mengganti apa yang disebut family time di hari Sabtu – Ahad kami luangkan ke sekolah, begadang di waktu dini hari memasang spanduk di pinggir jalan, mengangkat kayu dari dalam gedung yang sebelumnya kotor dan berantakan dan godaan dari dalam hati untuk tidak melanjutkan perjuangan.

Demikian sekelumit kisah perjuangan yang saya bisa gambarkan dari masa nol di SIT Al Fatih. Di dalamnya terdapat sejuta rasa, mulai dari manis, asam, asin hingga manis. Di dalamnya juga terdapat luka, sedih, senang, gembira hingga bahagia. Dan di dalamnya juga terdapat luka dan obat. Semuanya bergabung  menjadi satu rasa, sejuta pengalaman dari sebelumnya tidak ada.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Subscribe To Our Newsletter

Get updates and learn from the best

More To Explore

Pendaftaran Peserta Didik Baru Online

Ber-Ikhtiar Mempersiapkan Diri Secara Dini Dan Holistik Di Sekolah Islam Terpadu Al Fatih​

Sekolah Islam Terpadu Al Fatih Makassar jenjang Daycare-TK-SD-SMP-SMA kembali membuka Penerimaan Peserta Didik Baru untuk tahun 2023/2024 mulai Bulan November 2022 hingga Mei 2023 (atau sampai kuota terpenuhi)

Our Expertise Is Best Earned Through Our Experience
Our Best Team For Your Any Advice For Your Education
×

Ahlan Wa Sahlan

di SIT Al Fatih Makassar! Silakan chat dengan Customer Assistance Officer kami untuk memulai obrolan. Anda juga bisa meninggalkan pesan di email kami

info@alfatihmakassar.sch.id

× Kontak Kami